SiswiSMA di Bengkulu yang dibunuh sopir angkot dinyatakan hilang sejak November 2019. Begini cara polisi mengungkap dan menangkap pelaku. Jakarta - Polisi mendalami dugaan kejahatan lain yang dilakukan Yongki dalam kasus pembunuhan siswi kelas X SMA 2 Rejang Lebong, Bengkulu, berinisial AA 15. Pendalaman ini termasuk kemungkinan Yongki melakukan pencabulan terhadap korban."Motifnya murni curas, menguasai harta benda korban. Kalau pencabulan masih kami dalami," kata Kapolres Rejang Lebong, AKBP Jeki Rahmat Mustika saat dihubungi, Kamis 23/1/2020.Bukan tanpa alasan polisi mendalami dugaan pencabulan terhadap AA yang disebut tewas dimutilasi. Polisi menemukan sejumlah celana dalam wanita saat menggeledah rumah Yongki. "Karena pada saat kami geledah juga ditemukan beberapa celana dalam wanita. Artinya kami lihat juga dari psikiater, apakah dia ada gangguan seksualnya, kami harus minta keterangan ahli. Tapi intinya motifnya ingin menguasai motor korban," jelas AKBP kasus pembunuhan terhadap AA berawal dari laporan penculikan karena pihak keluarga sempat diminta tebusan Rp 100 juta. AA hilang November 2019 dan keluarganya melapor pada Desember siang kemarin, aparat gabungan TNI-Polri bersama warga menemukan tengkorak kepala di Sungai Air Merah yang diduga AA. Jeki menegaskan tak ada kejahatan yang sempurna dan pasti bakal terungkap."Tidak ada kejahatan yang sempurna, akun media sosial korban masih aktif, kami langsung lacak medsosnya, masuklah ke si pelaku. Sesuai dengan hasil penggeledahan di angkot, ada HP korban. Sejak SMP korban sudah pakai angkot dia sampai SMA. Memang sudah saling kenal dengan korban," jelas Jeki."Korban motornya mogok menurut pelaku, pelaku menawarkan bantuan, habis itu pada intinya dibawalah ke rumah pelaku, sempat disekap beberapa hari, barulah dia lakukan penculikan itu, minta tebusan, tidak dipenuhi, barulah dibunuh. Usia pelaku sekitar 30-an. Dia tinggal sendiri, tapi dia sudah berkeluarga, pelat nomor motor korban sempat ditukar dengan pelat nomor motor mertuanya," ucap Jeki. gbr/aan BANTUL- Dugaan pemaksaan penggunaan hijab kepada salah seorang siswi di SMAN 1 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus memicu polemik.Ibunda siswi yang dimaksud akhirnya buka suara terkait peristiwa yang menimpa putrinya itu. Perempuan bernama Herprastyanti Ayuningtyas itu menjelaskan kronologi bagaimana dia dan mantan suaminya mengetahui bahwa anak mereka dipaksa Bengkulu ANTARA News - Kepala Kepolisian Daerah Bengkulu Brigjen Pol Coki Manurung mengimbau masyarakat agar tidak percaya atau terpancing berita hoax yang tersebar pascapembunuhan siswi SMAN 4 Kota Bengkulu."Tidak perlu menerima berita hoax sehingga situasi menjadi tidak bagus, pelakunya sudah tertangkap, sedang dalam proses, serahkan pada kepolisian. Begitu juga untuk kasus perempuan hilang tidak lama setelah kejadian ini, dan yang ini sudah ditemukan selamat," kata Kapolda Coki di Bengkulu, Kamis. Auzia Umi Detra, pelajar kelas 2 SMA Negeri 4 Kota Bengkulu dilaporkan keluarganya hilang pada Kamis, 1 Februari 2018. Kepolisian Dearah Bengkulu langsung mengusut kasus tersebut, dan mencurigai beberapa, termasuk salah satunya, mantan pacar korban, MS 17, tersangka merupakan pelajar di SMA Negeri 7 Kota Bengkulu. Dari hasil penyidikan dan pengakuan MS, akhirnya jenazah Auzia dapat ditemukan di salah satu kawasan pantai Teluk Sepang Kota Bengkulu. Pelaku mengaku membunuh karena faktor ekonomi. Saat ini, di media sosial banyak informasi yang dibagikan tentang motif, perlakuan apa saja yang diterima korban Auzia saat kejadian atau suasana pasca ditemukannya korban. "Ini sekarang versi motif pembunuhan banyak nih, ini lah, itu lah, nanti dari hasil autopsi baru kita bisa melihat latar belakangnya. Jadi mohon bersabar, jangan percaya hoax," ujar kapolda. Jika mempercayai informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan apalagi hanya menerka-nerka apa yang terjadi pada korban hanya dengan melihat foto dan kondisi jenazah, hal ini bisa saja membuat keresahan ditengah masyarakat utamanya keluarga dan orang dekat korban. "Jangan dikaitkan dengan sekolah, ini masalah pribadi, kepada keluarga dan teman korban sudah kita sampaikan agar mempercayakannya kepada kepolisian, tidak melakukan tindakan-tindakan lain," ujarnya. Pewarta Boyke ledy watraEditor Suryanto COPYRIGHT © ANTARA 2018
Jakarta- . Polisi mendalami dugaan kejahatan lain yang dilakukan Yongki dalam kasus pembunuhan siswi kelas X SMA 2 Rejang Lebong, Bengkulu, berinisial AA (15).Pendalaman ini termasuk kemungkinan
BerdasarkanProsedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2021/2022 Nomor : 800/164.a/SMAN4. Rapat Dewan Guru SMA Negeri 4 Kota Bengkulu tanggal 26 April 2022 serta sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan, maka Kepala SMA Negeri 4 Kota Bengkulu mengumumkan : Demikian pengumuman kelulusan ini dibuat untuk Inspektorat Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) menemukan bukti adanya unsur pemaksaan siswi untuk berhijab di SMAN 1 Banguntapan.Temuan itu berdasarkan video CCTV yang ada sekolah. Menanggapi hal ini, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyampaikan komentarnya. Setiap sekolah dilarang menafsirkan aturan pemerintah seenaknya, termasuk mengenai seragam. . 243 450 17 289 94 156 70 304

pembunuhan siswi sman 4 bengkulu